√Perbedaan Berbagai Metode Pembuatan Pola
Rabu, 28 Oktober 2015
Tulis Komentar
Dalam membuat pola busana, dikenal berbagai metode menggambar pola sesuai nama pencipta metode, misalnya Dressmaking dan So-En dari Jepang, atau Danckaerts dan Cuppens Geurs dari Belanda. Masing-masing metode memiliki perbedaan antara satu dengan lainnya.
Dalam pemakaian busana seringkali ditemukan ketidak sesuaian busana dengan pemakainya yang disebabkan kurang tepatnya desain dengan bentuk jadi busana, proporsi tubuh pemakai, serta jatuhnya busana pada tubuh atau badan pemakai, sehingga mempengaruhi kenyamanan pemakai. Ketidaknyamanan tersebut misalnya letak garis pinggang, penempatan atau pemindahan kupnat yang tidak sesuai, maupun terjadinya kerut atau gelombang.
Pola Pakaian
Sumber : http://mastyle-liesse.blogspot.com
Pola Pakaian
Sumber : http://mastyle-liesse.blogspot.com
Perbedaan Metode Mayneke dan Dressmaking
Pembuatan pola dengan metode Meyneke memiliki tingkat kenyamanan lebih tinggi dibandingkan dengan pembuatan pola sisitem Dressmaking dalam hal kriteria ketepatan ukuran. Pada kriteria hasil pengepasan (tampilan keseluruhan) pola sistem Dressmaking memiliki tingkat kenyamanan lebih tinggi dibandingkan dengan pola sistem Meyneke.
Pola sistem Dressmaking memiliki titik pas yang lebih tepat, dan busana yang dibuat lebih nyaman untuk dikenakan. Namun apabila membuat model busana pas badan dan berbentuk straples dapat menggunakan kedua sistem pola tersebut karena tidak memiliki garis bahu. Kelemahan pola sistem Meyneke terdapat pada kedudukan garis bahu yang cenderung ke belakang melewati pangkal lengan, serta kedudukan garis leher bagian depan longgar dan bergelombang.
Perbedaan Pola Sistem Mayneke dan Sistem So-en
Pola Meyneke dapat diterapkan dalam membuat busana busana pas badan seperti lingeri, kebaya, dan gaun. Pola ini memiliki kupnat pada pinggang dan bahu. Lebar kupnat dapat menyesuaikan dengan besarnya payudara. Cara pengambilan ukuran lebih lengkap dan detail karena menggunakan ukuran control atau ukuran uji. Pola So-En memiliki kupnat pada pinggang muka dan pinggang belakang, tetapi ukuran kupnatnya cukup lebar, ciri ini memberi keuntungan untuk wanita bertubuh besar.
Pembuatan pola dengan sistem Meyneke memiliki tingkat kenyamanan pada kedudukan titik-titik pas lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar panggul, panjang punggung dan letak kupnat dan tingkat ketidaknyamanan pada kedudukan garis bahu, garis sisi dan panjang gaun serta ketidaknyamanan garis bahu, dan kerung lengan hasilnya longgar dan bergelombang.
Sedangkan pembuatan pola dengan metode So-En memiliki tingkatan ketidaknyamanan pada kedudukan lingkar badan, kedudukan panjang sisi, panjang punggung, lingkar panggul dan panjang gaun serta pada kedudukan titik-titik pas kerung leher, garis bahu, panjang punggung dan lingkar pinggang serta pada titik kerung leher yang bergelombang, garis bahu tertarik kebelakang, kerung lengan bergelombang. Untuk membuat busana dengan sistem So-en sebaiknya pada bagian sisi pola bagian badan depan dibuat tidak terlalu miring agar kedudukan garis sisi lebih nyaman.
Perbedaan Pola Sistem Charmant dan Metode Danckaerts
Titik pas (fitting factor) merupakan suatu lokasi/titik pada pakaian yang menentukan sesuai atau tidaknya sistem pola tersebut untuk bentuk tubuh yang mempergunakannya. Pada metode Charmant terdapat perbedaan kedudukan titik pas sistem pola dasar untuk berbagai bentuk fisik tubuh wanita yang berpostur tinggi kurus, tinggi gemuk, ideal, pendek kurus, dan pendek gemuk. Sementara untuk pola sistem Dankaertz, tidak ditemukan adanya perbedaan kedudukan titik pas pola dasar pakaian wanita pada tubuh wanita yang berpostur tinggi kurus, tinggi gemuk, ideal, pendek kurus, dan pendek gemuk.
Semoga Bermanfaat.
Belum ada Komentar untuk "√Perbedaan Berbagai Metode Pembuatan Pola"
Posting Komentar